"(Yaitu)
orang-orang (beriman) yang kepada mereka ada orang-orang (munafiq)
mengatakan : "Sesungguhnya orang-orang (kafir) telah mengumpulkan
(pasukan) untuk (menyerang) kalian, maka takutlah kalian kepada mereka
!" , maka perkataan itu menambah iman mereka dan mereka menjawab : "Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil" (QS.3. Aali-'Imraan : 173).
Ayat
di atas menginformasikan tentang PsyWar musuh-musuh Islam kepada umat
Islam. PsyWar adalah Perang Psikologis, yaitu perang yang berupaya
meluluh-lantakkan jiwa, menghancurkan mental dan merusak syaraf pikiran
lawan. Perang macam ini sering lebih ampuh dari pada Perang
Konvensional. PsyWar sudah dikenal sejak lama, bahkan masih menjadi
andalan hingga zaman mutakhir saat ini. Di zaman Rasulullah SAW perang
jenis ini juga terjadi, baik dilakukan oleh umat Islam mau pun
musuh-musuhnya.
PSYWAR MUNAFIQIN
Tatkala
Rasulullah SAW sudah mengambil keputusan melalui musyawarah utk
menyambut musuh di Medan Uhud, maka kaum munafiqin berupaya melemahkan
semangat Nabi SAW dan para Shahabat. Mereka mendesak Nabi SAW agar
membatalkan rencana perang tersebut dengan dalih kekuatan musuh yang
besar, kelengkapan kendaraan dan peralatan perang musuh yang lebih dari
cukup, pengalaman dan kemampuan para komandan tempur musuh yang di atas
rata-rata, ditambah dengan semangat dendam musuh yang membara karena
kekalahan di Perang Badar. Mereka pun menyindir posisi kaum muslimin
yang serba lemah secara moril mau pun materil, finansial mau pun
struktural, kualitas mau pun kuantitas. Selanjutnya, mereka menyarankan
kepada Nabi SAW agar segera mengirim utusan ke Mekkah menemui Abu Sufyan
cs untuk menyerah dan minta maaf serta membayar ganti rugi akibat
Perang Badar. Dalih mereka mengalah untuk menang, menghindarkan bunuh
diri, menjaga diri dari kehancuran, perang dengan kecerdasan, dan
berbagai dalih lain yang terkesan logis dan menghipnotis.
Semua itu merupakan PsyWar yang dibungkus dengan nama usul dan saran, serta dikemas dengan sebutan tak-tik
dan strategi. Inti sebenarnya adalah menteror Nabi SAW dan para
Shahabat agar lemah jiwa, hancur mental dan rusak syaraf, sehingga sudah
kalah sebelum perang. Rasulullah SAW menyikapi PsyWar tersebut hanya
dengan jawaban : "Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil" artinya "Cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung." Para
Shahabat pun tak gentar terhadap PsyWar yang dibangun kaum munafiqin,
bahkan justru makin menambah kemantapan iman mereka, sehingga mereka
juga menjawab dengan jawaban Nabi SAW : "Hasbunallaahu wa Ni'mal
Wakiil".
Singkat
cerita, tatkala pasukan kaum muslimin porak-poranda di Medan Uhud.
Sayyiduna Hamzah ibnu Abdil Muthollib RA terbunuh, puluhan Shahabat
gugur, ratusan lainnya terluka, Nabi SAW pun patah gigi gerahamnya,
tergores keningnya dan robek punggungnya, sedang kuda dan peralatan
perang banyak dirampas musuh, maka dengan sangat piawainya Nabi SAW
berhasil menyelamatkan pasukan yang tersisa dari himpitan dua arah
serangan musuh.
Nabi
SAW dan para Shahabat yang selamat kembali ke Madinah, disambut dengan
kesedihan orang tua dan wanita serta anak-anak kaum muslimin. Dalam
suasana duka tersebut, kaum munafiqin kembali mendatangi Nabi SAW dan
para Shahabatnya untuk memperingatkan agar segera mengirim utusan
menemui Abu Sufyan cs di Uhud untuk menyerah dan membayar ongkos
kekalahan. Menurut kaum munafiqin, hal itu untuk mencegah agar kafir
Quraisy tidak membumihanguskan Madinah, membantai kaum pria, memperbudak
wanita dan anak-anak, serta merampas harta benda. Kaum munafiqin
optimis bahwa kali ini Nabi SAW dan para Shahabat tidak punya pilihan
lain selain memenuhi keinginan mereka, karena kondisi kaum muslimin saat
itu sedang dalam kondisi tertekan, terpukul dan terluka. Tapi ternyata,
di luar dugaan kaum munafiqin, saat itu pun jawaban Nabi SAW dan para
Shahabat tetap sama, yaitu: "Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil". PsyWar
kaum munafiqin untuk menteror jiwa kaum muslimin kandas tak berbekas,
bahkan justru makin menggenjot kemantapan iman dan tawakkal kaum
muslimin kepada Allah SWT.
Itulah sekelumit kisah nyata yang ada di balik informasi qur'ani dalam QS.3.Aali-'Imraan ayat 173.
PIDATO KEMENANGAN ABU SUFYAN
Dari
Medan Uhud, Abu Sufyan dan pasukannya bergeser ke Rauhah di arah
Mekkah. Disana mereka berkemah, istirahat dan pesta kemenangan. Dan di
malam harinya, Abu Sufyan akan menyampaikan pidato kemenangan serta
memaparkan rencana selanjutnya. Sedang Nabi SAW dan kaum
muslimin sepulang dari Uhud ke Madinah, berusaha menyusun kembali
kekuatan di bawah bayang-bayang PsyWar kaum munafiqin. Para Shahabat
yang terluka parah dirawat di Madinah, sisanya dibagi dalam dua kelompok
tugas, pertama menjaga Madinah dan kedua menuju Humro-ul Asad menghadap
ke arah tempat berkumpulnya kafir Quraisy.
Kelompok
tugas kedua dibagi dalam puluhan regu-regu kecil beranggotakan 5 sampai
tujuh orang. Setiap regu ditugaskan untuk mengumpulkan dan membawa kayu
bakar sebanyak-banyaknya ke titik-titik yang sudah ditentukan Nabi SAW
seputar Humro-ul Asad secara rahasia dan hati-hati serta waspada dari
pengawasan musuh. Lalu setiap regu tersebut harus membuat api unggun
sebesar-besarnya pada saat Matahari telah terbenam dan kegelapan
menyelimuti Humro-ul Asad dan sekitarnya.
Di
pihak kafir Quraisy, tatkala langit sudah gelap, mereka membuat api
unggun di sekitar perkemahan Rauhah. Mereka menggelar pesta kemenangan
dengan tarian dan nyanyian, serta tak ketinggalan penyajian minuman
keras. Abu Sufyan pun berdiri menghadap pasukannya menyampaikan pidato
kemenangan. Dalam pidatonya, Abu Sufyan memberi semangat pasukan untuk
melakukan penyerangan habis-habisan ke Madinah saat Matahari terbit di
esok hari. Bagi kafir Quraisy, kemenangan di Uhud baru permulaan dan
harus dituntaskan dengan membumihanguskan Madinah, membantai para pria,
memperbudak kaum wanita dan anak-anak, serta merampas harta benda Kaum
Muslimin. Dalam perhitungan kafir Quraisy, kekuatan mereka berada di
atas angin, apalagi di pihak Nabi SAW dan kaum muslimin sudah banyak
yang terbunuh dan terluka di Medan Uhud.
PSYWAR KAUM MUSLIMIN
Saat
Abu Sufyan sedang berapi-api menyampaikan pidatonya, tiba-tiba wajahnya
berubah, pembicaraannya terhenti, alisnya mengkerut, matanya menatap
jauh penuh kekhawatiran. Semua pasukan yang semula heroik mengikuti
pidato Abu Sufyan ikut terkejut, mereka pun mengarahkan pandangan ke
arah apa yang dilihat Abu Sufyan. Ternyata di hadapan hamparan Humro-ul
Asad, di kejauhan terlihat banyak api unggun besar dinyalakan seolah
sedang mengepung perkemahan kafir Quraisy dan siap menyergapnya dari
semua arah, depan dan samping, kanan mau pun kiri. Bersamaan dengan itu,
seorang muallaf yang baru masuk Islam secara diam-diam di Humro-ul Asad
pada siang hari itu, yaitu Ma'bad ibnu Abi Ma'bad Al-Khuza'i,
mendatangi Abu Sufyan cs di Rauhah dan menginformasikan bahwa pasukan
kaum muslimin yang dikerahkan Nabi Muhammad SAW di Humro-ul Asad sangat
besar. Ketika itu, Abu Sufyan cs tidak tahu bahwa Ma'bad sudah masuk
Islam, sehingga dia pun tidak paham bahwa informasi sang muallaf hanya
untuk menakut-nakutinya.
Selanjutnya,
dengan bergetar Abu Sufyan menyampaikan pendapat dan pandangannya
sesuai pengalamannya dan sejalan dengan informasi Ma'bad, bahwa api
unggun sebesar itu menandakan adanya ribuan pasukan di sekeliling
tiap-tiap api unggun. Abu Sufyan dan pasukannya mulai dihantui rasa
takut yang sangat, mereka takut kalau-kalau kaum muslimin akan menyergap
mereka dari segala penjuru dengan ribuan pasukan yang menyebar. Kafir
Quraisy pun tidak mau kemenangan di Uhud harus dibayar mahal dengan
situasi yang tidak menguntungkan di Humro-ul Asad. Akhirnya, Abu Sufyan
dan pasukannya saat itu juga bergegas dengan segera menggulung
perkemahan dan membawa semua perbekalan sebisanya, lalu lari
tunggang-langgang kembali ke Mekkah.
Keesokan
harinya, kaum muslimin bertahan beberapa hari di Humro-ul Asad untuk
memastikan bahwa pasukan Abu Sufyan tidak kembali lagi, sedang sebagian
lainnya menuju ke Uhud untuk mengurus jenazah para Syuhada Uhud. Setelah
itu, semuanya kembali ke Madinah dengan rasa syukur kepada Allah SWT
yang telah mengaruniakan kemenangan kepada Nabi SAW dan para
Shahabatnya.
Sebagian
sumber sejarah menyebutkan bahwa Perang Uhud terjadi pada tanggal 7
Syawwal 3 H, sebagian lagi menyebutkan pada tanggal 15 Syawwal 3 H.
Sedang Humro-ul Asad terjadi pada malam hari setelah Perang Uhud menurut
sebagian sumber, atau keesokan malam harinya menurut sumber yang lain.
Terlepas dari perbedaan pendapat tentang waktu tetsebut, namun semua
Ahli Sejarah Islam sepakat bahwa Perang Uhud dan Humro-ul Asad merupakan
satu rangkaian peristiwa yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.
Pelajaran
penting, bahwa jika Perang Uhud dilihat sebagai perang tersendiri, maka
Nabi SAW dan kaum muslimin memang mengalami kekalahan. Namun, jika
Perang Uhud dan Humro-ul Asad menjadi satu kesatuan tak terpisah, maka
Nabi SAW dan kaum muslimin justru mendapat kemenangan besar. Bagaimana
tidak ? Di detik-detik yang sangat menegangkan dan sangat menentukan,
pada saat kaum muslimin sedang banyak yang terbunuh dan terluka,
ditambah lagi dengan teror PsyWar Munafiqin yang bertubi-tubi, akhirnya
kafir Quraisy lari ketakutan, tidak berani melanjutkan perang.
Pelajaran
berharga, strategi api unggun Nabi SAW di Humro-ul Asad dan tak-tik
Ma'bad yang menakut- nakuti Abu Sufyan cs di perkemahannya berhasil
meluluh-lantakkan jiwa, menghancurkan mental dan merusak syaraf pikiran
kafir Quraisy. Itulah PsyWar Kaum Muslimin.
PSYWAR AMERIKA
Kini
di abad modern, kekuatan Zionis dan Salibis Internasional melakukan
PsyWar habis-habisan terhadap umat Islam di seluruh dunia, dengan
menggunakan segala kekuatan ekonomi, sosial, politik, tekhnologi,
komunikasi, informasi hingga militer, demi meluluh-lantakkan jiwa,
menghancurkan mental dan merusak syaraf kaum muslimin.
Film-film
Hollywood telah meracuni benak umat Islam sehingga putus asa di hadapan
propaganda Amerika. Bagaiman tidak ? Dalam film-film Hollywood
ditampilkan betapa hebatnya tekhnologi perang Amerika yang serba
komputer, digital dan modern. Betapa dahsyatnya kemampun perorangan
tentara Amerika yang mampu membumihanguskan satu kota, bahkan satu
negara. Betapa menakjubkan siasat, teknik dan strategi serta tak-tik
perang Amerika, sehingga dengan sangat mudah melumpuhkan musuh-musuhnya
sehebat apa pun. Dan sungguh mengagumkan kecanggihan tekhnologi
penyadapan Amerika hingga setiap langkah musuh di dalam kamar pribadinya
pun semua bisa terlihat dan terekam melalui tekhnologi satelit yang
super canggih. Sungguh menciutkan hati setiap musuh Amerika saat
ditampilkan kecerdasan, keberanian, kekayaan dan kelengkapan
persenjataan serta kecanggihan tekhnologi Amerika yang serba luar biasa.
Itulah PsyWar Hollywood.
Kini
dimana-mana negeri telah terbentuk opini dunia bahwa Amerika Serikat
dan sekutunya adalah penguasa dunia yang memiliki kekuatan tak
tertandingi di segala sektor kehidupan. Kini dimana-mana ada anggapan
global bahwa siapa ikut Amerika selamat dan bahagia dan siapa menentang
Amerika melarat dan sengsara. Kini di tengah umat Islam bermunculan
suara-suara yang serupa dengan suara kaum munafiqin di Madinah saat
menjelang Perang Uhud dan Humro-ul Asad. Kini, sederetan orang yang
mengaku Islam berdiri dengan suara lantang berkampanye melemahkan
semangat juang umat Islam. Mereka menyebut-nyebut tentang kekuatan dan
kebesaran serta kedigdayaan Amerika, sambil menyindir posisi kaum
muslimin yang serba lemah secara moril mau pun materil, finansial mau
pun struktural, kualitas mau pun kuantitas.
Dengan
dalih mengalah untuk menang, menghindarkan bunuh diri, menjaga diri
dari kehancuran, perang dengan kecerdasan, dan berbagai dalih lain yang
terkesan logis dan menghipnotis, mereka menjauhkan umat Islam dari
kewajiban Jihad. Bahkan sedikit demi sedikit mereka berupaya merubah
terminologi Jihad untuk tujuan penghapusan Jihad secara menyeluruh.
Menyerah sebelum perang, kalah sebelum bertempur, itulah model PsyWar
Munafiqin di zaman Nabi SAW. Ternyata di zaman kini pun PsyWar Munafiqin
sama persis, tidak beda. PsyWar mereka sudah ikut hanyut dalam gelombang Amerycan PsyWar.
SIKAP MUSLIM
Sehubungan
dengan PsyWar Amerika yang sudah sedemikian mendalam dan meluasnya.
Lalu, apa sikap kita ? Dan apa pula jawab kita ? Soal sikap, maka
contohlah sikap Nabi SAW dan para Shahabat dalam menghadapi serangan
PsyWar Munafiqin, yaitu tetap tenang tidak goyang, dan tetap berani
tidak kenyi, serta tetap gagah tidak lemah, sekaligus tetap cerdik tidak
panik. Rasulullah SAW dan para Shahabat makin ditakuti semakin berani,
dan makin ditekan semakin melawan, dan makin diteror semakin tak kendor.
Rasulullah SAW dan para Shahabat makin diserang dengan aneka teror
semakin mantap dan bertambah keimanan dan tawakkalnya kepada Allah SWT.
Karenanya, soal jawab, maka jawablah dengan jawaban Nabi SAW dan para
Shahabat, yaitu : "Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil".
Ditulis oleh :
Habib Muhammad Rizieq Syihab, MA
Komentar
Posting Komentar