Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai,
sepenting-penting sesuatu yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling
bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan akan didapat bagi pemiliknya
dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya. Allah SWT
berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَاَلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Katakanlah (Wahai Muhammad!): ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?’”. (QS. Az-Zumar: 9)
Dengan ayat ini Allah SWT, tidak mau menyamakan orang yang berilmu dan
orang yang tidak berilmu, disebabkan oleh manfaat dan keutamaan ilmu itu
sendiri dan manfaat dan keutamaan yang akan didapat oleh orang yang
berilmu
Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai perang yang sangat
penting. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan
bagi kehidupan baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan
bermasyarakat. Menurut al-Ghazali dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh
segala bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan, dan
kekuasaan. Apa yang dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu
pengetahuan, bukan hanya diperoleh dari hubungannya dengan sesama
manusia, para binatangpun merasakan bagaimana kemuliaan manusia, karena
ilmu yang ia miliki. Dari sini, dengan jelas dapat disimpulkan bahwa
kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung kemajuan ilmu pengetahuan
yang melingkupi.
Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib
dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah
yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari
ilmu. Minimal, ilmu pengetahuan yang akan memberikan kemampuan kepada
dirinya, untuk berusaha agar ibadah yang dilakukan tetap berada dalam
aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam agama, ilmu pengetahuan,
adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan akhirat
selama-lamanya
Uraian di atas hanyalah uraian singkin betapa pentingnya ilmu
pengetahuan bagi manusia, baik untuk kehidupan dirinya pribadi, maupun
dalam hubungan dirinya dengan benda-benda di sekitarnya. Baik bagi
kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Ada banyak hadits, firman
Allah, dan pendapat para ulama tentang pentingnya ilmu pengetahuan.
Pengertian dan Keutamaan Ilmu
Pandangan Ulama tentang Pentingnya Ilmu
Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal,
merasakan, dan menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya
gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.
Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya,
para ulama menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan
jenis ilmu yang akan dituntut. Inilah hukum dasar menuntut ilmu,
berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
“Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang islam perempuan”. (HR. Ibnu Majah)
Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan
ilmu pengetahuan, derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya. Allah SWT berfirman:
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia
(yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada
Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana” (QS. Ali Imran: 18).
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa yang menyatakan bahwa tiada yang berhak
disembah selain Allah adalah dzat Allah sendiri, lalu para malaikat dan
para ahli ilmu. Diletakkannya para ahli ilmu pada urutan ke-3 adalah
sebuah pengakuan Allah SWT, atas kemualian dan keutamaan para mereka.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا
مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)
Ibnu ‘Abbas ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat para
ahli ilmu dan orang mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Satu derajat
sejauh perjalanan 500 tahun.
Hadits-hadits yang menjelaskan Pentingnya Ilmu
Hadits-hadits yang menjelaskan pentingnya ilmu sangat banyak, dan tidak
mungkin disebutkan semuanya dalam makalah ini. Para ulama ahli hadits
pada umumnya menuliskan bab tersendiri yang menjelaskan pentingnya ilmu.
Mereka bahkan menulis sebuah kitab yang khusus menjelaskan betapa
pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan, baik dalam kehidupan dunia
maupun akhirat.
Sabda Rasulullah SAW:
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان)
“Orang-orang yang berilmu adalah ahli waris para nabi” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Tentu sudah diketahui, bahwa tidak ada kedudukan di atas kenabian dan
tidak ada kemuliaan di atas kemulian mewarisi kedudukan kenabian
tersebut.
Rasulullah SAW bersabda:
يَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ (رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان)
"Segala apa yang ada di langit dan bumi memintakan ampun untuk orang yang berilmu”. (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Kedudukan apa yang melebihi kedudukan seseorang yang selalu dimintakan ampun oleh para malaikat langit dan bumi?.
Rasulullah SAW bersabda:
أَفْضَلُ النَّاسِ الْمُؤْمِنُ الْعَالِمُ
الَّذِيْ إِنِ احْتِيْجَ إِلَيْهِ نَفَعَ وَإِنِ اسْتُغْنِيَ عَنْهُ
أَغْنَى نَفْسَهُ (رواه البيهقي)
“Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu.
Jika ia dibutuhkan, maka ia menberi manfaat. Dan jika ia tidak
dibutuhkan maka ia dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri”. (HR. Al-Baihaqi)[6]
Hadits ini menjelaskan bagaimana keutamaan ilmu bagi seseorang, dimana
ia akan memberikan manfaat dan dibutuhkan oleh orang-orang disekitarnya.
Bahkan jika seorang yang berilmu terangsingkan dari kehidupan
sekitarnya, ilmu yang ia miliki akan memberikan manfaat kepada dirinya
sendiri, dan menjadi penghibur dalam kesendiriannya.
Tentang pentingnya ilmu Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ (رواه البخاري ومسلم)
“Barang siapa dikehendaki bagi oleh Allah, maka Allah memberi kepahaman untuknya tentang ilmu”, (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini adalah hadits yang urgen, dimana seolah-olah Allah
menggantungkan kebaikan seseorang terhadap kepahamannya terhadap agama,
dalam arti kwalitas dan kwantitas ilmunya dalam masalah agama. Dari sini
dapat diketahui bahwa ilmu adalah penting, karena ia menjadi penentu
baik dan buruk seseorang. Dengan ilmu ia akan membedakan salah dan
benar, baik dan buruk dan halal dan haram.
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ
مِنْ الْهُدَى , وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ
مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ , فَأَنْبَتَتْ الْكَلَاَ ,
وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ , وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ ,
فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا مِنْهَا , وَسَقَوْا ,
وَزَرَعُوا , وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا أُخْرَى إنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ
لَا تُمْسِكُ الْمَاءَ , وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً , فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ
فَقُهَ فِي دِينِ اللهِ , وَنَفَعَهُ بِمَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ ,
فَعَلِمَ , وَعَلَّمَ , وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا ,
وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ (رواه البخاري ومسلم)
“Perumpamaan apa yang dituliskan oleh Allah kepadaku yakni
petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari
tanah itu ada yang gemburyang dapat menerima air lalutumbuhlah padang
rumput yang banyak. Dari panya ada yang keras dapat menahan air dan
tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang
tidak menolak kepadanya, dan mengajar, dan perumpamaan orang yang pandai
agama Allah dan apa yang dituliskan kepadaku bermanfaat baginya, ia
pandai dan mengajar, dan perumpamaan orang yang tidak menolak kepadanya,
dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah, yang mana saya di utus
dengannya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Sahal bin Sa’ad RA, ia menceritakan sabda Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib:
فَوَاَللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا , وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ (رواه البخاري ومسلم)
“Demi Allah! Jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang
karenamu, maka itu lebih baik dari pada himar-himar ternak” (HR. Bukhari
Muslim)
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ دَعَا إلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنْ
الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ , لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
أُجُورِهِمْ شَيْئًا , وَمَنْ دَعَا إلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنْ
الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
آثَامِهِمْ (رواه مسلم).
“Barang siapa mengajak kepada petunjuk, maka baginya pahala
seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi
sedikitpun dari phala-pahala itu. Barang siapa mengajak kepada
kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya,
tidak dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa itu” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ
عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ , أَوْ عِلْمٌ
يُنْتَفَعُ بِهِ , أَوْ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُو لَهُ (رواه مسلم)
“Jika anak Adam meninggal, maka terputuslah semua amalnya
kecuali dari tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan
anak shaleh yang mendoakannya” (HR. Muslim)
Hadits-hadits tersebut menjelaskan keutamaan-keutamaan dan pentingnya ilmu bagi manusia. Dan masih banyak hadits-hadits lain.
Imam As-Syafi’i mengatakan:
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ , وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
“Barang siapa menghendaki (kebaikan) dunia, maka hendaknya ia
menggunakan ilmu, dan barang siapa menghendaki kebaikan akhirat, maka
hendaknya menggunakan ilmu”
Menurut Al-Ghazali Ilmu, pengetatahuan itu indah, mulia dan utama.
Tetapi, selama keutamaan itu sendiri masih belum dipaham, dan yang
diharapkan dari keutamaan itu masih belum terwujud, maka tidak mungkin
diketahui bahwa ilmu adalah utama.
Keutamaan adalah kelebihan. Jika ada dua benda yang sama, sementara
salah satunya mempunyai kelebihan, maka benda itu bisa disebut utama,
kalau memang kelebihan yang dimaksud adalah kelebihan dalam sifat
kesempurnaan.
Sesuatu yang indah dan disenangi ada tiga macam, yaitu: sesuatu yang
disenangi karena ada faktor lain diluarnya, sesuatu yang disenangi
karena nilai eksentriknya dan sesuatu yang dicari karena nilai
eksentriknya juga karena ada faktor lain diluarnya.
Uang adalah sesuatu yang disenangi. Tetapi ia disenangi bukan karena
nilai eksentriknya tetapi karena ada faktor lain berupa dapat dibuatnya
uang untuk mendapatkan yang lain. Kebahagiaan adalah sesuatu yang
disenangi karena nilai eksentriknya, artinya ia disenangi karena
kebahagian itu sendiri. Sedangkan sesuatu yang disenangi karena ada
faktor lain dari luar dan juga karena nilai eksentriknya dapat
dicontohkan seperti kesehatan badan. Kesehatan badan disamping bisa
dibuat untuk memperoleh tujuan dan kebutuhan lain, ia juga disenangi
karena didalamnya sendiri ada nikmat dan kenyamanan. Dari ketiga macam
hal di atas, yang tentunya lebih utama adalah yang ketiga.
Apabila memandang ilmu pengetahuan, maka ia termasuk yang ketiga. Ilmu
itu sendiri adalah keindahan dan kelezatan, disamping ia dapat dijadikan
perantara mendapatkan kebahagian, baik di dunia maupun akhirat. Dengan
ilmu kedekatan kepada Allah dapat diraih, kelas lebih tinggi para
malaikat dapat diperoleh dan status sosial yang tinggi di surga dapat
dinikmati. Dengan ilmu kemulian dunia, pengaruh, pengikut, kemewahan,
kekuasaan dan kehormatan dapat diperoleh. Bahkan binatang pun secara
naluri akan tunduk kepada manusia karena ilmu yang dimilikinya. Inilah
kesempurnaan ilmu secara mutlak.
Ali bin Abi Thalib berkata kepada Kumail:
“Wahai Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena ilmu itu
menjagamu, sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedang harta
adalah yang dihakimi. Harta menjadi berkurang jika dibelanjakan,
sedangkan ilu akan berkembang dengan diajarkan kepada orang lain”.
Menurut Al-Mawardi, keutamaan dan pentingnya ilmu dapat diketahui oleh
semua orang. Yang tidak dapat mengetahuinya hanya orang-orang bodoh.
Perkataan ini adalah petunjuk bagi keutamaan ilmu yang lebih mengena,
karena keutamaan ilmu hanya dapat diketahui oleh ilmu itu sendiri.
Ketika seseorang tidak berilmu untuk mengetahui keutamaan ilmu, maka ia
meremehkan ilmu, menganggap hina para pemilinya, dan menyangka bahwa
hanyalah kekayaan dunia yang akan mengantarkannya kepada sebuah
kebahagiaan.
Al-Mawardi juga mengatakan bahwa, ilmu amatlah luas, jika di pelajari
tidak akan pernah selesai, selama bumi masih berputar, selama hayat di
kandung badan selama itu pula manusia memerlukan ilmu pengetahuan islam
tidak hanya cukup pada perintah menuntut ilmu, tetapi menghendaki agar
seseorang itu terus menerus melakukan belajar, karena manusia hidup di
dunia ini perlu senantiasa menyesuaikan dengan alam dan perkembangan
zaman. Jika manusia berhenti belajar sementara zaman terus berkembang
maka manusia akan tertinggal oleh zaman sehingga tidak dapat hidup layak
sesuai dengan tuntutan zaman, terutama pada zaman sekarang ini, zaman
yang di sebut dengan era globalisasi, orang di tuntut untuk memiliki
bekal yang cukup banyak, berupa ilmu pengetahuan.
Berdasarkan firman-fiman Allah, hadits-hadits Rasulullah serta pendapat
para ulama, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah sesuatu yang paling
baik dari segala bentuk benda yang ada. Ia juga adalah yang terpenting
dari segala sesuatu yang penting. Ilmu sendiri adalah sebuah keutamaan,
dimana seseorang akan merasakan kenikmatan dalam pergelutannya dengan
ilmu, memberinya manfaat bagi dirinya, memperbaiki akhlaknya, memberikan
jalan keluar bagi kebuntuan pikirannya, serta menunjukkannya jalan
menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam hubungannya dengan makhluk-makhluk sekitarnya, orang yang berilmu
mmeberikan banyak manfaat kepada mereka, membantu mengeleuarkan mereka
dari sebuah masalah, menunjukkan mereka kepada kebenaran dan
menghindarkan mereka dari jurang kenistaan, yaitu kesengsaraan yang
abadi di akhirat. Selain itu, ilmu adalah sebuah petunjuk bagi maju atau
berkembangnya sebuah peradaban bangsa. Artinya, kemajuan sebuah bangsa
dapat dilihat melalui kemajuan ilmu pengetahuan yang ada dalam
lingkungan mereka.
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang utama, mulia dan penting. Oleh
sebab itu semua harus menyadari tentang hal ini, untuk membentuk
keshalehan individu dan keshalehan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Paling tidak setiap pendidik pada lembaga pendidikan manapun
harus mampu menyadari akan keutamaan dan pentingnya ilmu, lalu
menyalurkannnya kepada peserta didik, sehingga manfaat dan fungsi ilmu
pengetahuan dapat dirasakan secara menyeluruh, bukan sekadar formalitas
belaka.
Firman Allah dalam al-Qur’an, hadits-hadits Rasulullah serta pandangan
ulama, sebagaimana dipaparkan di atas adalah bukti kongkrit akan
keutamaan, kemulian dan pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan. Ia
adalah kunci bagi kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Wallahu A'lam
Komentar
Posting Komentar