Ahlul Bait dan Sahabat

DEFINISI AHLUL BAIT
Ada perbedaan pendapat di kalangan Aswaja tentang makna "Aali Muhammad". Namun demikian, Aswaja tetap sepakat bahwa Ahli Bait Nabi  SAW ialah Keluarga Rasulullah SAW, termasuk isteri dan kerabat serta anak keturunannya.

DEFINISI SAHABAT
Shahabat dalam definisi yang paling MASYHUR di kalangan Ahli Hadits Aswaja adalah :

من رأى النبي صلى الله عليه وسلم أو لقيه مسلما ومات على الإسلام
"Siapa saja yang melihat atau bertemu Nabi SAW dalam keadaan Islam dan wafat juga dalam keadaan Islam."

Sementara Ahli Ushul Fiqih Aswaja ada yang mensyaratkan harus sudah dewasa saat melihat atau bertemu Nabi SAW, ada juga yang mensyaratkan harus meriwayatkan walau satu hadits dari Nabi SAW, ada pula yang mensyaratkan harus ikut minimal satu perang di zaman Nabi SAW, ada lagi yang mensyaratkan pertemanannya dengan Nabi SAW tidak boleh kurang dari setahun.
Selain itu, ada juga yang mensyaratkan harus langgeng Islamnya tidak boleh diselingi dengan murtad walau sesaat, dan ada pula yang mensyaratkan harus berperilaku baik dan mentauladani Muhajirin dan Anshor, bahkan ada juga yang membatasi bahwa Shahabat Nabi SAW hanya Muhajirin dan Anshor.

Namun demikian, Definisi Ahli Hadits lebih populer dan banyak diikuti, karena :
  1. Sangat mudah dihafal dan amat mudah mengenali Shahabat
  2. Tersosialisasi lebih luas melalui kitab-kitab Hadits Aswaja yang sering dibaca umat Islam dibanding kitab-kitab Ushul Fiqih.
  3. Lebih Fleksibel dalam penerapan dan lebih Komprehensif dalam cakupan.
  4. Lebih menjaga Husnu Zhonn kepada para Shahabat.
  5. Adanya segelintir oknum Shahabat yang berperilaku kurang baik tidak serta merta menggugurkan definisi, karena "An-Naadir kal Ma'duum" yaitu "yang jarang seperti tidak ada".
HUBUNGAN NASAB DAN PERKAWINAN
Sebagian Shahabat memiliki hubungan Nasab dengan Ahlul Bait, dan sebagian lagi ada yang memiliki hubungan Perkawinan atau Perbesanan dengan Ahlul Bait, bahkan sebagian lagi mempunyai kedua-dua hubungan, yaitu : Nasab dan Perkawinan.

Tentunya, hubungan semacam ini punya makna istimewa untuk menggambarkan keharmonisan hubungan di antara Ahlul Bait dan Shahabat Nabi SAW.

Khususnya, hubungan Nasab dan Perkawinan atau Perbesanan antara Khulafa Rasyidin dengan Ahlul Bait Nabi SAW, tentu memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan makna yang sangat luar biasa.

KHALIFAH ABU BAKAR RA
Nasab Nabi SAW adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthollib bin Hasyim bin Abdi Manaaf bin Qushoi bin Kilaab bin Murroh bin Ka'ab bin Lu-ay bin Ghoolib.

Sedang Nasab Sayyiduna Abu Bakar RA adalah Abu Bakar 'Abdullah bin Abi Quhaafah 'Utsmaan bin 'Aamir bin 'Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taym bin Murroh bin Ka'ab bin Lu-ay bin Ghoolib.

Jadi, Nasab Sayyiduna Abu Bakar RA bertemu dengan Nasab Nabi SAW di Murroh yang merupakan Datuk ke-6 bagi Nabi SAW mau pun Sayyiduna Abu Bakar RA.

Sayyiduna Abu Bakar RA merupakan Shahabat Nabi SAW sejak kecil, dan merupakan Shahabat yang pertama masuk Islam.

Sayyiduna Abu Bakar RA memiliki tiga Putri yaitu Aisyah, Asma' dan Ummu Kultsum, serta dua Putra yaitu Abdurrahman dan Muhammad. Kesemua putra dan putrinya masuk Islam ikut sang ayah, Rodhiyallaahu 'anhum.

Aisyah RA diperisteri Rasulullah SAW. Dan Asma' RA diperisteri Sayyiduna Zubair RA. Serta Ummu Kuktsum RA diperisteri Sayyiduna Tholhah RA.

Sayyiduna Zubair bin Al'Awwaam bin Khuwailid RA adalah putra Bibi Nabi SAW yang bernama Shofiyah RA putri Abdul Muthollib. Dan Sayyiduna Zubair RA juga keponakan istri Nabi SAW Sayyidah Khadijah binti Khuwailid RA.

Sedang Sayyiduna Tholhah RA juga memperisteri Himnah putri Bibi Nabi SAW yang bernama Umaimah putri Abdul Muthollib.

Ada pun Muhammad bin Abu Bakar RA punya seorang putra bernama Al-Qosim yang menjadi Ahli Fiqih Madinah. Ibunda Muhammad yaitu Asmaa' binti 'Umais pertama dinikahi oleh Sayyiduna Ja'far bin Abi Thalib RA, lalu setelah Syahidnya Ja'far RA dinikahi Sayyiduna Abu Bakar RA, dan setelah wafatnya Sayyiudna Abu bakar RA dinikahi Sayyiduna Ali RA, sehingga Muhammad menjadi anak tiri Sayyiduna Ali RA dan dipelihara oleh beliau sejak kecilnya.

Sementara Abdurrahman bin Abu Bakar RA punya dua putri bernama Hafshoh dan Asma'.  Hafshoh menjadi salah satu isteri Sayyiduna Al-Husein RA.

Sedang Asma' dinikahi Al-Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar RA, dan melahirkan putri bernama Ummu Farwah. Lalu Ummu Farwah menikah dengan Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyiduna Al-Husein bin Khalifah Ali RA, yang melahirkan putra bernama Imam Ja'far Ash-Shodiq.

Karenanya, Imam Ja'far Ash-Shodiq pernah berkata :
            " ولدني أبو بكر مرتين "
"Abu bakar melahirkanku dua kali."

Maksudnya, kakek beliau Al-Qosim dan nenek beliau Asma', keduanya adalah cucu Sayyiduna Abu Bakar RA.

KHALIFAH UMAR RA
Nasab Sayyiduna Umar RA adalah 'Umar bin Nufail bin 'Abdul 'Uzzaa bin Riyaah bin Qorth bin Rozzaah bin 'Adi bin Ka'ab bin Lu-ay bin Ghoolib. Jadi, Nasab beliau RA bertemu dengan Nasab Nabi SAW di Ka'ab, yang merupakan Datuk ke-7 bagi Nabi dan Datuk ke-6 bagi Sayyiduna Umar RA.

Sayyiduna Umar RA adalah Mertua Nabi SAW. Putri beliau Sayyidah Hafshoh RA adalah isteri Nabi SAW. Sayyiduna Umar RA di zaman kekhilfahannya juga memperisteri Ummu Kultsum cucu Nabi SAW yaitu putri bungsu Sayyiduna Ali RA dan Sayyidah Fahimah RA. Dari Ummu Kultsum binti Ali tersebut, Sayyiduna Umar dapat dua orang anak, yaitu : Zaid dan Ruqayyah.

KHALIFAH UTSMAN RA
Nasab Sayyiduna Utsman RA adalah 'Utsmaan bin 'Affaan bin Abil 'Aash bin Umayyah bin 'Abdi Syamsi bin 'Abdi Manaaf bin Qushoi bin Kilaab bin Murroh bin Ka'ab bin Lu-ay bin Ghoolib.

Jadi, Nasab beliau RA bertemu dengan Nasab Nabi SAW di 'Abdi Manaaf yang merupakan Datuk ke- 3 bagi Nabi SAW dan Datuk ke- 4 bagi Sayyiduna Utsman RA.

Ibu Sayyiduna Utsman RA adalah saudari sepupu Nabi SAW, karena ibu Sayyiduna Utsman adalah Urwa putri dari Ummu Hakiim binti Abdul Muthollib.

Dan Sayyiduna Utsman RA juga adalah Mantu Nabi SAW. Dua putri Nabi SAW menjadi isteri beliau. Pertama, sebelum masa kenabian, beliau RA memperisteri Ruqayyah RA putri kedua Nabi SAW.

Lalu saat perang Badar, Utsman RA merawat Ruqayyah RA yang sedang sakit, sehingga beliau RA tidak ikut Perang Badar dengan seizin Nabi SAW. Di malam-malam Perang Badar, Ruqayyah RA wafat. Dari Ruqayyah RA melahirkan seorang putra yaitu Abdullah bin Sayyidina Utsman RA.

Setelah Ruqayyah RA wafat, Rasulullah SAW menikahkan putri ketiganya Ummu Kultsum RA dengan Sayyiduna Utsman RA. Itulah sebabnya Sayyiduna Utsman RA dijuluki "Dzun Nuuroin" yang artinya "Pemilik Dua Cahaya".

Sayyiduna Utsman RA sepeninggal Ummu Kultsum RA, memperisteri beberapa wanita dan mendapatkan beberapa putra, di antaranya adalah Abbaan yang memperisteri Ummu Kultsum binti Ja'far bin Abi Thalib RA.

Sayyiduna Utsman RA punya dua cucu yang menjadi menantu Sayyiduna Al-Husein RA, yaitu : Abdullah bin 'Amru bin Sayyidina Utsman yang menikahi Fathimah binti Sayyidina Al-Husein RA, dan Zaid binti Umar binti Sayyidina Utsman RA yang menikahi Sukainah binti Sayyidina Al-Husein.

KHALIFAH ALI RA
Nasab Sayyiduna Ali RA adalah 'Ali bin Abi Thalib bin 'Abdul Muthollib. Jadi, Nasab beliau RA bertemu dengan Nasab Nabi SAW di Abdul Muthollib yang merupakan Kakek bagi Nabi SAW mau pun Sayyiduna Ali RA.

Sayyiduna Ali RA adalah saudara sepupu Nabi SAW, sekaligus Mantu Nabi SAW. Beliau memperisteri putri bungsu Nabi SAW, yaitu Sayyidah Fathimah RA, yang dari padanya lahir Keturunan Nabi SAW hingga hari ini.

Putra Sayyiduna Ali RA yaitu Sayyiduna Al-Husen RA menikah dengan putri Sayyiduna Tholhah RA yaitu Ummu Ishaq, lalu melahirkan putri bernama Fathimah yang dinikahkan dengan Abdullah bin 'Amru bin Sayyidina Utsman RA.

Putri Sayyiduna Ali RA yang bernama Ummu Kultsum menikah dengan Sayyiduna Umar RA yang kemudian melahirkan Zaid dan Ruqayyah.

Dan Putri Sayyidina Ali RA yang bernama Zainab menikah dengan Abdullah bin Sayyidina Ja'far RA bin Abi Thalib, melahirkan 8 putra yaitu Muhammad, Abu Bakar, Abbas, Ali, Abdullah, Mu'awiyah, 'Aun Al-Akbar dan 'Aun Al-Ashghor. Kesemua putranya tersebut gugur menjadi Syuhada di Padang Karbala.

Dan Zainab binti Sayyidina Ali RA adalah Srikandi Karbala yang dengan izin Allah SWT berhasil menjaga seluruh wanita Ahlul Bait bersama Imam Ali Zainal Abidin sehingga selamat dari pembantaian Karbala.

Dan Putri Sayyiduna Ali RA yang bernama Fathimah menikah dengan cucu Zubair RA yaitu Al-Mundzir bin 'Ubaidah bin Zubair. Serta putri Sayyiduna Ali RA yang bernama Romlah pertama menikah dengan Abdullah bin Abi Sufyan bin Al Haarits bin Abdul Muthollib, lalu kedua menikah dengan Mu’awiyah bin Marwan bin Hakam, yaitu paman dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam RA.

Dan cucu Sayyiduna Ali RA, yaitu Putri Sayyiduna Al-Husein yang bernama Sukainah, pertama menikah dengan Mush'ab bin Sayyidina Zubair RA, kemudian sepeninggal Mush'ab menikah dengan Zaid bin 'Umar bin Sayyidina Utsman RA.

Cucu Sayyiduna Ali RA yang bernama Ali bin Sayyiduna Al-Hasan menikah dengan putri bungsu Abu Sufyan yang bernama Maimuunah. Sedang putri sulung Abu Sufyan yang bernama Romlah RA adalah salah seorang isteri Rasulullah SAW yang dikenal dengan sebutan Ummu Habibah RA. Keduanya yaitu Romlah dan Maimunah adalah saudari dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan RA.

Sayyiduna Ali RA juga menikahi Umaamah RA setelah wafat Sayyidah Fathimah RA atas wasiatnya saat menjelang wafat. Umamah RA adalah keponakan Sayyidah Fathimah RA, yaitu putri Sayyidah Zainab RA putri tertua Nabi SAW.

Sayyiduna Ali RA menamakan putra-putranya antara lain: Abu Bakar, Umar dan Utsman sebagai bukti cinta beliau kepada ketiga Shahabat Mulia Nabi SAW.

SAHABAT LAIN
Selain para Shahabat yang sudah tersebut di atas, masih banyak lagi Shahabat lain yang punya hubungan dengan Ahlul Bait.

Ibu Nabi SAW adalah Sayyidah Aminah RA bt Wahab bin Abdu Manaaf bin Zuhroh. Dan Sa'ad RA bin Abi Waqqoash bin Wuhaib bin Abdu Manaaf bin Zuhroh. Artinya Wuhaib kakek Sa'ad RA adalah saudara Wahab ayah Sayyidah Aminah RA, mereka sua dari Bani Zuhroh.

Dan Abdurrahman RA bin 'Auf bin 'Abdin bin Al-Haarits bin Zuhroh. Nah, Datukmya yang bernama Al-Haarits adalah saudara dari Abdu Manaaf Datuk dari Sayyidah Aminah RA dan Sa'ad RA.

Lalu, Abdullah ibnu Abbas RA dan Khalid ibnul Walid RA, ibu mereka bersaudara dengan isteri Nabi SAW yang bernama Maimuunah RA binti Al-Haarits bin Harb Al-Hilaaliyyah. Ibu Abdullah ibnu Abbas bernama Lubaabah Al-Kubra binti Al-Haarits, sedang ibu Khalid ibnul Walid bernama Lubaabah Ash-Shugra binti Al-Haarits.

Masih ada lagi Shahabat bernama Al-Miqdaad ibnul Aswad RA yang memperisteri Fathimah putri Sayyiduna Hamzah bin Abdul Muthollib RA.

Disana, masih banyak lagi Shahabat Nabi SAW yang memiliki hubungan Nasab atau Perkawinan dengan Ahlul Bait. Bagi yang ingin mendalami silakan baca kitab "An-Nasab wal Mushooharoh bainal Ahlil Bait wa Ash-Shohaabah" karya 'Alaa-uddin Al-Mudarris.

KISRA PERSIA
Kisra Persia yang bernama Yazdajird saat tumbang dari kekuasaannya, maka ketiga putrinya jatuh sebagai tawanan di tangan kaum muslimin. Lalu atas saran Sayyiduna Ali RA kepada Khalifah Umar RA agar ketiga putri  Kisra Persia tidak diperlakukan sebagai budak, karena patut dikasihani, sehingga sebaiknya tetap diperlakukan dengan hormat.

Khalifah Umar RA setuju, lalu ketiga putri Kisra Persia dimerdekakan. Kemudian Khalifah Umar RA dengan arif dan bijak mengawinkan putranya, Sayyiduna Abdullah bin Umar RA, dengan salah satu putri Kisra, yang kemudian melahirkan Sayyiduna Salim bin Abdullah bin Umar RA.

Dan satu lainnya dikawinkan dengan Muhammad putra Sayyiduna Abu Bakar RA, yang kemudian melahirkan Sayyiduna Al-Qosim. Serta satu yang lainnya lagi dikawinkan dengan Sayyiduna Al-Husein bin Ali RA, yang melahirkan Sayyiduna Ali Zainul Abidin.

Ketiga cucu Kisra Persia tersebut merupakan keturunan Shahabat Mulia Abu Bakar, Umar dan Ali, yang kemudian ketiganya menjadi Ulama Besar dan Ahli Fiqih Madinah yang menjadi rujukan umat Islam di zamannya. Rodhiyallaahu 'anhum ajma'iin.

Selain itu, diceritakan juga dalam sejarah bahwa masih ada putri dan cucu Kisra yang dikawinkan dengan anak-anak Shahabat.

KESIMPULAN
Adanya hubungan Nasab atau Perkawinan dan Perbesanan antar Ahlul Bait dan Shahabat menjadi indikator kuat tentang keharmonisan hubungan di antara mereka. Tidak seperti yang dituduhkan sekelompok orang bahwa antara Ahlul Bait dan Shahabat ada kebencian dan permusuhan serta perpecahan.

Andai pun ada perselisihan di antara mereka, hanya karena kesalah-pahaman, yang pada akhirnya mereka pun saling memaklumi dan saling memaafkan satu sama lainnya.

Dan kita harus belajar memahami dan memaklumi adanya sedikit perselisihan di antara mereka, karena memang kita tidak pantas untuk mempergunjingkannya.

Ayo ... , cintai Ahlul Bait dan Para Shahabat Nabi SAW dengan tulus dan ikhlas.

Komentar