Al-Musnid
Al-Ashr Syeikh Yasin Al-Fadani menyebutkan bahwa siapa saja yang
meriwayatkan hadits, baik yang memiliki ilmu tentangnya atau tidak maka ia bisa
disebut sebagai musnid. Namun di kurun terakhir, tidak bisa seseorang disebut
sebagai musnid kecuali memiliki periwayatan yang cukup banyak yang bersambung
kepada para imam dari barat hingga timur.
Dan
muhaddits yang bermakna sesuai dengan klasifikasi di atas bisa dipenuhi
syaratnya oleh 130 ulama dari Nusantara, yang mencakup Indonesia, Malaysia dan
Thailand. Dan dari mereka, ada 7 ulama yang memiliki periwayatan paling banyak
dan semua berasal dari Indonesia. Dalam komentarnya terhadap Kifayah Al
Mustafid li ma ‘Ala min Al Asanid Syeikh Yasin Al Fadani memperinci ke 7 ulama
tersebut, diantaranya adalah:
Al Muhaddits As Syaikh ‘Aqib bin Hasanuddn Al Falimbani
Ulama ini disebut Syeikh Yasin Al Fadani sebagai ulama yang paling banyak
periwayatannya dari 7 ulama tersebut. Ulama yang wafat tahun 1182 H itu
mengambil periwayatan dari Abdullah Al Bishri, Ahmad An Nakhli serta lainnya.
Syeikh Abdush Shamad bin Abdirrahman Al Atsyi
Seorang ulama shufi yang menisbatkan diri dengan propinsi Aceh ini juga
dikenal dengan penisbatan Falimbani. Syeikh Abdush Shamad ini mengambil
periwayatan dari Syeikh Yahya bin Umar Maqbul Ahdal, Sayyid Umar bin Ahmad bin
Aqil As Saqqaf juga murid dari Syeikh ‘Aqib bin Hasanuddin Al Falimbani. Ulama
yang wafat tahun 1211 H ini sendiri merupakan guru dari Sayyid Ulama Hijaz
Syeikh Nawawi Al Bantani.
Syeikh Abdush Shamad juga memiliki seorang anak perempuan yang juga menjadi
ulama besar di Makkah, yakni Syaikhah Fatimah yang kumpulan periwayatannya
dibukukan di Al Faharis Al Qaimah.
Sedangkan Syeikh Abdush Shamad menulis periwayatannya dalam kitab An Nur Al
Ahmadi.
Syeikh Abdul Ghani bin Shabhi Al Bimawi
Syeikh Abdul Ghani bin Shabhi Al Bimawi adalah murid dari Muhaddits
Surabaya As Sayyid Syeikh Ahmad bin Abdillah. Sedangkan Syeikh
Mahufudz At Tarmasi adalah murid dari ulama ini.
Syeikh Mahufdz At Tarmasi
Ulama yang wafat tahun 1338 H ini menimba ilmu dari ayahnya Syeikh Abdullah
At Tarmasi, Syeikh Muhammad Shalih bin Umar As Samarani serta Sayyid Abu Bakr
Syatha.
Syeikh Mahfudz Termas termasuk ulama Nusantara yang produktif menulis.
Sejumlah karyanya antara lain Manhaj Dzawi An Nadzar yang merupakan syarh
Alfiyah hadits Imam As Suyuthi, Mauhibah Dzi Al Fadhl kitab fiqih 4 jilid, Nail
Al Ma’mul yang merupakan kitab ushul fiqih dalam 3 jilid, Is’af Ath Thali’ juga
mengenai ushul fiqih dalam 2 jilid.
Periwayatan Syeikh Mahfudz Termas dibukukan dalam Kifayah Al Mustafid li ma
A’ala min Al Asanid.
Sejumlah ulama besar Nusantara yang berguru kepada Syeikh Mahfudz antara
lain, Kyai Hasyim Asy’ari, Kyia Wahab Chasbullah, Kyai Nawawi Pasuruan.
Sedangkan dari kalangan Arab, murid yang mencolok adalah Muhaddits Al Haramain,
Syeikh Umar Hamdan Al Mahrisi.
Syeikh Abdul Hamid Qudus
Sejumlah pihak menyebut bahwa Qudus adalah penisbatan kepada sebuah wilayah
di Yaman, namun sebagian penyebut bahwa Qudus adalah penisbatan kepada kota
Kudus Jawa Tengah. Syeikh Yasin sendiri termasuk berpendapat dengan pendapat ke
dua, hingga ia memasukkan Syeikh Abdul Hamid dalam jajaran muhaddits Nusantara.
Syeikh Abdul Hamid Qudus disebut sebagai ulama mutafannin, yakni menguasai
banyak disiplin ilmu. Sejumlah karya yang dihasilkan antara lain Irsyad Al
Muhtadi yang membahas ilmu tauhid, Al Anwar As Saniyah yang membahas fiqih,
Lathaif Isyarat tentang ushul fiqih, Kanz An Najah dalam masalah akhlak, juga
beberapa karya lainnya.
Syeikh Abdul Hamid Qudus berguru kepada ayahnya Syeikh Muhammad Ali Qudus.
Sedangkan salah satu muridnya dari ulama Nusantara adalah Sayyid Ali bin Husain
Al Aththas, Cikini Jakarta.
Periwayatan Syeikh Abdul Hamid Qudus dibukukan dalam Al Mafakhir As Saniyah
fi Al Asanid Al Aliyah.
Sayyid Muhammad Muhktar bin Athar Al Bughuri
Ulama yang menisbatkan diri dengan wilayah Bogor ini juga masyhur dengan
penisbatan Al Batawi. Syeikh Yasin memasukkan ulama ini ke dalam jajaran ulama
Nusantara yang memiliki banyak periwayatan.
Sayyid Salim
Jindan
Syeikh Sayyid Salim Jindan adalah seorang ahli nasab atau nassabah. Ulama
ini dimasukkan ke dalam kelompok dari mereka yang memiliki banyak periwayatan
karena memiliki guru lebih dari 100 orang.
Al Musnid Al Ashr Syeikh Yasin Al
Fadani
Nama Syeikh Yasin, sebagai ulama Nusantara yang memiliki banyak periwayatan
merupakan hal yang tidak asing bagi penuntut ilmu. Ulama ini telah mengambil
periwayatan dari Ulama Hijaz, Yaman, Mesir, Syam, Iraq, India juga Indonesia
sendiri. Gurunya mencapai labih dari 170 ulama. Periwayatan ulama ini sendiri
dibukukan dalam Bulugh Al Amani yang disusun oleh muridnya Syeikh Muhammad
Mukhtaruddin Al Falimbani. Juga dibukukan dalam Tashnif Al Asma’ yang dibukukan
oleh muridnya dari Mesir Syeikh Mahmud Said Mamduh Al Qahiri As Syafi’i.
Syeikh Yasin tidak menyebutkan bahwa dirinya adalah salah satu dari 7 ulama
Nusantara yang banyak memiliki periwayatan. Namun ia menyebutkan bahwa jumlah
gurunya juga sebanyak guru Syeikh Salim Jindan, yakni lebih dari 100 orang. Dan
para ulama dunia Islam juga mengakui bahwa Syeikh Yasin memiliki banyak
periwayatan, sebab itu ia dijuluki sebagai al musnid al ashr, yakni musnid abad
ini.
Komentar
Posting Komentar