Kemuliaan Maulid Nabi SAW

Dalam kitab I'anah at Thalibin syarh Fathul Mu'in 3/365 dll.;

ﻳﺤﺸﺮ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻣﻊ ﻣﻦ ﺍﺣﺐ
Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintai.

ﻗﺎﻝ ﺇﻣﺎﻡ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺒﺼﺮﻱ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : ﻭﺩﺩﺕ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻟﻲ ﻣﺜﻞ ﺟﺒﻞ ﺍﺣﺪ ﺫﻫﺒﺎ ﻓﺎﻧﻔﻘﺘﻪ ﻋﻠﻲ ﻗﺮﺁﺀﺓ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ .
Penghulu para tabi'in Hasan al Basri berkata; "Aku senang andaikan aku punya emas seperti gunung uhud lalu aku belanjakan untuk pembacaan maulid (kelahiran) Nabi saw.

ﻭ ﻗﺎﻝ ﻣﻌﺮﻭﻑ ﺍﻟﻜﺮﺧﻲ ﻗﺪﺱ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺮﻩ : ﻣﻦ ﻫﻴﺄ ﻃﻌﺎﻣﺎ ﻻﺟﻞ ﻗﺮﺁﺀﺓ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻭ ﺟﻤﻊ ﺍﺧﻮﺍﻧﺎ ﻭ ﺍﻭﻗﺪ ﺳﺮﺍﺟﺎ ﻭ ﻟﺒﺲ ﺟﺪﻳﺪﺍ ﻭ ﺗﺒﺨﺮ ﻭ ﺗﻌﻄﺮ ﺗﻌﻈﻴﻤﺎ ﻟﻤﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺣﺸﺮﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﻔﺮﻗﺔ ﺍﻻﻭﻟﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻦ ﻭ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻋﻠﻲ ﻋﻠﻴﻴﻦ .
Makruf al Kurkhi berkata; "barang siapa menyediakan makanan untuk membaca maulid Nabi sawm dan mengumpulkan saudara-saudaranya dan menyalakan lampu dan memakai pakaian baru menyalakan wewangian dan berparfum karena meng agungkan maulid Nabi saw, maka niscaya Allah mengumpulkan orang tersebut di hari kiamat bersama kelompok yg masuk surga kloter pertama dan ditempatkan disurga paling atas.

ﻭ ﻗﺎﻝ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﻓﺨﺮ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ : ﻣﺎ ﻣﻦ ﺷﺨﺺ ﻗﺮﺃ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻲ ﻣﻠﺢ ﺍﻭ ﺑﺮ ﺍﻭ ﺷﺊ ﺁﺧﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺄﻛﻮﻻﺕ ﺍﻻ ﻇﻬﺮﺕ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺒﺮﻛﺔ ﻭ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﺊ ﻭﺻﻞ ﺍﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻤﺄﻛﻮﻝ ﻓﺎﻧﻪ ﻳﻀﻄﺮﺏ ﻭ ﻻ ﻳﺴﺘﻘﺮ ﺣﺘﻲ ﻳﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻵ ﻛﻠﻪ .
ﻭ ﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻪ ﻋﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻋﻠﻲ ﺩﺭﺍﻫﻢ ﻣﺴﻜﻮﻛﺔ ﻓﻀﺔ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻭ ﺫﻫﺒﺎ ﻭ ﺧﻠﻂ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺪﺭﺍﻫﻢ ﺑﻐﻴﺮﻫﺎ ﻭ ﻗﻌﺖ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺒﺮﻛﺔ ﻭ ﻻ ﻳﻔﺘﻘﺮ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ ﻭ ﻻﻳﻔﺮﻍ ﻳﺪﻩ ﺑﺒﺮﻛﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ .

Tidaklah seseorang membacakan maulid Nabi pada garam, gandum atau makanan yang lain kecuali tampaklah didalamnya barokah dan di dalam setiap sesuatu yg bertemu pada makanan tersebut, karena ia akan bergoncang dan tidak akan diam sampai Allah mengampuni pada orang yang memakannya.

Barang siapa yang membacakan maulid Nabi pada uang baik emas atau perak dan uang tersebut dicampur dengan uang yang lain maka semua uang tsb menjadi barokah, dan pemiliknya tidak akan faqir, dan tidak akan pernah kekosongan uang dengan barokahnya Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam.

ﻭ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻴﺎﻓﻌﻲ ﺍﻟﻴﻤﻨﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ﻣﻦ ﺟﻤﻊ ﻟﻤﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺍﺧﻮﺍﻧﺎ ﻭ ﻫﻴﺄ ﻃﻌﺎﻣﺎ ﻭ ﺍﺧﻠﻲ ﻣﻜﺎﻧﺎ ﻭ ﻋﻤﻞ ﺍﺣﺴﺎﻧﺎ ﻭ ﺻﺎﺭ ﺳﺒﺒﺎ ﻟﻘﺮﺁﺀﺗﻪ ﺑﻌﺜﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺪﻳﻘﻴﻦ ﻭ ﺍﻟﺸﻬﺪﺍﺀ ﻭ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ ﻭ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﺟﻨﺎﺕ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ .
Al Yafi'i al yamani berkata Barangsiapa karena maulid Nabi saw. mengumpulkan saudara saudaranya, menyediakan makanan, menghiasi tempat, melakukan kebaikan dan hal itu menjadi sebab untuk dibacakan maulid, maka Allah swt di hari kiamat membangkitkan orang tersebut bersama siddiqin, orang orang yg mati syahid dan orang orang sholeh dan dimasukkan kedalam surga tempat kenikmatan.

ﻭ ﻗﺎﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺍﻟﺴﺮﻱ ﺍﻟﺴﻘﻄﻲ ﻗﺪﺱ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺮﻩ : ﻣﻦ ﻗﺼﺪ ﻣﻮﺿﻌﺎ ﻳﻘﺮﺃ ﻓﻴﻪ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻓﻘﺪ ﻗﺼﺪ ﺭﻭﺿﺔ ﻣﻦ ﺭﻳﺎﺽ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻻﻧﻪ ﻣﺎ ﻗﺼﺪ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻤﻮﺿﻊ ﺍﻻ ﻟﻤﺤﺒﺘﻪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻭ ﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﺣﺒﻨﻲ ﻛﺎﻥ ﻣﻌﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ
Barang siapa berangkat menuju suatu tempat yang dibacakan maulid Nabi saw, maka dia telah berangkat pada satu taman dari taman-taman surga. Karena tidak akan pergi ketempat tersebut kecuali karena cintanya pada Nabi saw, sedangkan Rosulullah bersabda; "barangsiapa mencintaiku niscaya bersamaku di surga.

ﻗﺎﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺍﻻﻣﺎﻡ ﺍﻟﺴﻴﻮﻃﻲ : ﻣﺎ ﻣﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻗﺮﺃ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻪ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺍﻻ ﺭﻓﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻲ ﺍﻟﻘﺤﻂ ﻭ ﺍﻟﻮﺑﺎ ﻭ ﺍﻟﺤﺮﻕ ﻭ ﺍﻟﻐﺮﻕ ﻭ ﺍﻵﻓﺎﺕ ﻭ ﺍﻟﺒﻠﻴﺎﺕ ﻭﺍﻟﻨﻜﺒﺎﺕ ﻭ ﺍﻟﺒﻐﺾ ﻭ ﺍﻟﺤﺴﺪ ﻭ ﻋﻴﻦ ﺍﻟﺴﻮﺀ ﻭ ﺍﻟﻠﺼﻮﺹ ﻋﻦ ﺍﻫﻞ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻓﺎﺫﺍ ﻣﺎﺕ ﻫﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺟﻮﺍﺏ ﻣﻨﻜﺮ ﻭ ﻧﻜﻴﺮ ﻭ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﻣﻘﻌﺪ ﺻﺪﻕ ﻋﻨﺪ ﻣﻠﻴﻚ ﻣﻘﺘﺪﺭ
Tidaklah orang Islam rumahnya dibacakan maulid Nabi saw kecuali Allah menyelamatkan dari peceklik, waba', kebakaran, tenggelam, malapetaka, bencana, (kejelekan orang yang) benci, dengki, penglihatan jelek, pencuri dari penghuni rumah tersebut. Apabila mati Allah swt memudahkan pada menjawab Mungkar Nakir dan tempatkan ditempat yg mulia disisi Allah.

ﻭ ﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺷﻬﺎﺏ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﺣﻤﺪ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻬﻴﺘﻤﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ : ﻣﻦ ﺍﺭﺍﺩ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻳﻜﻔﻴﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻭ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻋﻨﺪﻩ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﻟﻮ ﻣﻸﺕ ﻟﻪ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻲ ﻣﺪﺣﻪ ﻟﻢ ﻳﺤﺮﻙ ﻗﻠﺒﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺤﺒﺔ ﻟﻪ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ
Barangsiapa berkehendak meng agungkan maulid Nabi saw, maka kadar penghargaan ini sudah cukup. Tapi barangsiapa yang hatinya memang tidak mengagungkan maulid Nabi saw, meskipun dunia penuh dalam sanjung madah padanya niscaya hatinya tetap tidak terketuk untuk mencintai Nabi saw.

Kisah seorang pemuda yang gemar mengadakan peringatan maulid Nabi SAW

ﻭَﺣُﻜِﻲَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻓِﻲْ ﺯَﻣَﺎﻥِ ﺃَﻣِﻴْﺮِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻫَﺎﺭُﻭْﻥَ ﺍﻟﺮَّﺷِﻴْﺪِ ﺷَﺎﺏٌّ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺒَﺼْﺮَﺓِ ﻣُﺴْﺮِﻑٌ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﺒَﻠَﺪِ ﻳَﻨْﻈُﺮُﻭْﻥَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺑِﻌَﻴْﻦِ ﺍﻟﺘَّﺤْﻘِﻴْﺮِ ﻟِﺄَﺟْﻞِ ﺃَﻓْﻌَﺎﻟِﻪِ ﺍﻟْﺨَﺒِﻴْﺜَﺔِ ﻏَﻴْﺮَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫَﺍ ﻗَﺪِﻡَ ﺷَﻬْﺮُ ﺭَﺑِﻴْﻊِ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝِ ﻏَﺴَﻞَ ﺛِﻴَﺎﺑَﻪُ ﻭَﺗَﻌَﻄَّﺮَ ﻭَﺗَﺠَﻤَّﻞَ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﻭَﻟِﻴْﻤَﺔً ﻭَﺍﺳْﺘَﻘْﺮَﺃَ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻣَﻮْﻟِﺪَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺩَﺍﻡَ ﻋَﻠَﻰ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﺤَﺎﻝِ ﺯَﻣَﺎﻧًﺎ ﻃَﻮِﻳْﻠًﺎ ﺛُﻢَّ ﻟَﻤَّﺎ ﻣَﺎﺕَ ﺳَﻤِﻊَ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﺒَﻠَﺪِ ﻫَﺎﺗِﻔًﺎ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﺍُﺣْﻀُﺮُﻭْﺍ ﻳَﺎ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﺒَﺼْﺮَﺓِ ﻭَﺍﺷْﻬَﺪُﻭْﺍ ﺟَﻨَﺎﺯَﺓَ ﻭَﻟِﻲٍّ ﻣِﻦْ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺀِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﻋَﺰِﻳْﺰٌ ﻋِﻨْﺪِﻱْ ﻓَﺤَﻀَﺮَ ﺃَﻫْﻞُ ﺍﻟْﺒَﻠَﺪِ ﺟَﻨَﺎﺯَﺗَﻪُ ﻭَﺩَﻓَﻨُﻮْﻩُ ﻓَﺮَﺃَﻭْﻩُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﻡِ ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﺮْﻓُﻞُ ﻓِﻲْ ﺣُﻠَﻞِ ﺳُﻨْﺪُﺱٍ ﻭَﺍِﺳْﺘَﺒْﺮَﻕٍ ﻓَﻘِﻴْﻞَ ﻟَﻪُ ﺑِﻢَ ﻧِﻠْﺖَ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻔَﻀِﻴْﻠَﺔَ ﻗَﺎﻝَ ﺑِﺘَﻌْﻈِﻴْﻢِ ﻣَﻮْﻟِﺪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
Diceritakan, pada zaman Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid ada seorang pemuda di kota Bashrah. Ia melewati batas dalam perbuatannya, sehingga penduduk kota Bashrah menatapnya dengan pandangan merendahkan karena kelakuannya yang buruk, hanya saja jika datang bulan Rabiul Awal ia mencuci bajunya, memakai wewangian, berhias diri dan mengadakan resepsi meminta agar dibacakan Maulid Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. Dan terus melakukan hal seperti ini setiap masuk bulan Rabiul Awal dalam jangka waktu yang lama.

Kemudian ketika kematian menjemput anak muda tersebut, penduduk kota Bashrah mendengar suara tanpa rupa, berkata: “Wahai penduduk Bashrah, hadirilah dan saksikanlah jenazah wali diantara wali-wali Allah SWT, karena dia menurutku adalah orang yang mulia”.

Maka penduduk kota itu menghadiri jenazahnya dan menguburnya dengan baik.

Kemudian mereka bermimpi bertemu dengan anak muda tsb, dia sangat gagah dalam pakaian sutera sundus dan sutera tebal, lalu dia ditanya “Dengan apa engkau mendapat kehormatan ini semua ?” dia menjawab “Berkat mengagungkan kelahiran baginda Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam”.
 

Dalam Kitab I'anah at Tholibin 3/365

( ﻭَﺣُﻜِﻲَ ‏) ﺃَﻧَّﻪُ ﻛﺎَﻥَ ﻓِﻲ ﺯَﻣَﺎﻥِ ﺍْﻟﺨَﻠِﻴْﻔَﺔِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍْﻟﻤَﻠِﻚِ ﺑْﻦِ ﻣَﺮْﻭَﺍﻥَ ﺷَﺎﺏٌ ﺣَﺴَﻦُ ﺍﻟﺼُّﻮْﺭَﺓِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸَّﺎﻡِ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﻠْﻬَﻮُ ﺑِﺮُﻛُﻮْﺏِ ﺍْﻟﺨَﻴْﻞِ ﻓَﺒَﻴْﻨَﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﺫَﺍﺕَ ﻳَﻮْﻡٍ ﻋَﻠﻰَ ﻇَﻬْﺮِ ﺣِﺼَﺎﻧِﻪِ ﺇِﺫْ ﺃَﺟْﻔَﻞَ ﺍْﻟﺤِﺼَﺎﻥُ ﻭَﺣَﻤَﻠَﻪُ ﻓِﻲ ﺳِﻜَﻚِ ﺍﻟﺸَّﺎﻡِ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﻗُﺪْﺭَﺓٌ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻨْﻌِﻪِ ﻓَﻮَﻗَﻊَ ﻃَﺮِﻳْﻘُﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺎﺏِ ﺍْﻟﺨَﻠِﻴْﻔَﺔِ ﻓَﺼَﺎﺩَﻑَ ﻭَﻟَﺪَﻩُ ﻭَﻟَﻢْ ﻳَﻘْﺪِﺭْ ﺍْﻟﻮَﻟَﺪُ ﻋَﻠَﻰ ﺭَﺩِّ ﺍﻟْﺤِﺼَﺎﻥِ ﻓَﺼَﺪَﻣَﻪُ ﺑﺎِﻟْﻔَﺮَﺱِ ﻭَﻗَﺘَﻠَﻪُ ﻓَﻮَﺻَﻞَ ﺍْﻟﺨَﺒَﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﺍْﻟﺨَﻠِﻴْﻔَﺔِ ﻓَﺄَﻣَﺮَ ﺑِﺈِﺣْﻀَﺎﺭِﻩِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺃَﻥْ ﺃَﺷْﺮَﻑَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺧَﻄِﺮَ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺎﻟِﻪِ ﺃَﻥْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥْ ﺧَﻠَﺼَّﻨِﻲ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻮَﺍﻗِﻌَﺔِ ﺃَﻋْﻤَﻞُ ﻭَﻟِﻴْﻤَﺔً ﻋَﻈِﻴْﻤَﺔً ﻭَﺃَﺳْﺘَﻘْﺮِﻯْﺀُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻣَﻮْﻟِﺪَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺣَﻀَﺮَ ﻗُﺪَﺍﻣَﻪُ ﻭَﻧَﻈَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺿَﺤِﻚَ ﺑَﻌْﺪَﻣَﺎ ﻛﺎَﻥَ ﻳَﺨْﻨُﻘُﻪُ ﺍﻟْﻐَﻀَﺐُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺃَﺗُﺤْﺴِﻦُ ﺍﻟﺴِّﺤْﺮَ؟ ﻗَﺎﻝَ ﻻَ ﻭَﺍﻟﻠﻪِ ﻳَﺎ ﺃَﻣِﻴْﺮَ ﺍْﻟﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋَﻔَﻮْﺕُ ﻋَﻨْﻚَ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻗُﻞْ ﻟِﻲْ ﻣَﺎﺫَﺍ ﻗُﻠْﺖَ؟ ﻗَﺎﻝَ ﻗُﻠْﺖُ ﺇِﻥْ ﺧَﻠَﺼَّﻨِﻲ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻣِﻦْ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻮَﺍﻗِﻌَﺔِ ﺍْﻟﺠَﺴِﻴْﻤَﺔِ ﺃَﻋْﻤَﻞُ ﻟَﻪُ ﻭَﻟِﻴْﻤَﺔً ﻟِﺄَﺟْﻞِ ﻣَﻮْﻟِﺪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺍْﻟﺨَﻠِﻴْﻔَﺔُ ﻗَﺪْ ﻋَﻔَﻮْﺕُ ﻋَﻨْﻚَ ﻭَﻫَﺬِﻩِ ﺃَﻟْﻒُ ﺩِﻳْﻨَﺎﺭٍ ﻟِﺄَﺟْﻞِ ﻣَﻮْﻟِﺪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻓِﻲ ﺣِﻞٍّ ﻣِﻦْ ﺩَﻡِّ ﻭَﻟَﺪِﻱْ ﻓَﺨَﺮَﺝَ ﺍﻟﺸَّﺎﺏُ ﻭَﻋُﻔِﻰَ ﻋَﻦِ ﺍْﻟﻘِﺼَﺎﺹِ ﻭَﺃَﺧَﺬَ ﺃَﻟْﻒُ ﺩِﻳْﻨَﺎﺭٍ ﺑِﺒَﺮَﻛَﺔٍ ﻣَﻮْﻟِﺪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ
َDiceritakan pada zaman Kholifah Abdul Malik bin Marwan di kota Syam ada seorang pemuda yang tampan, ia pandai berpacu kuda. Pada suatu hari ketika ia menaiki kuda, ternyata kudanya mengamuk dan berlari di perkampungan Syam, ia tidak mampu mengendalikannya. Kuda itu terus berlari hingga sampai di depan pintu gerbang sang kholifah hingga menabrak putra sang kholifah dan mati di tempat karena ia tidak mampu menghindar. Setelah mendengar berita itu beliau menyuruh menghadapkan pemuda itu. Pada saat pemuda itu hampir sampai di hadapan sang kholifah ia berucap dalam hatinya “Jika Allah menyelamatkanku dari peristiwa ini maka aku akan membuat pesta yang diisi dengan dibacakan maulid Nabi. Ketika ia sampai di hadapan Raja, beliau melihat wajah pemuda itu dan tertawa padahal sebelumnya beliau sangat marah. Lalu sang raja bertanya wahai pemuda apakah engkau melakukan sihir? Ia menjawab demi Allah aku tidak melakukan sihir, Raja berkata: “Aku telah memaafkanmu tapi katakanlah amalan apa yang telah engkau lakukan?.” Pemuda berkata: “Tadi di dalam hati aku berkata andaikan Allah menyelamatkan aku dari peristiwa besar ini maka aku akan membuat resepsi (walimah) untuk memperingati maulid Nabi.” Sang raja lalu menimpali: “Sungguh aku telah memaafkanmu dan pakailah uang 1.000 dinar ini untuk peringatan maulid Nabi dan kamu saya bebaskan dari tuntutan pembunuhan anakku, kemudian pemuda itu dibebaskan dari qishos serta mendapat 1000 dinar sebab barokah maulid Nabi.

Dalam kitab I'anah at Tholibin 3/364:

ﻭَﻗَﺪْ ﺟُﻮْﺯِﻱَ ﺃَﺑُﻮْ ﻟَﻬَﺐٍ ﺑِﺘَﺨْﻔِﻴْﻒِ ﺍﻟْﻌَﺬَﺍﺏِ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍْﻹِﺛْﻨَﻴْﻦِ ﺑِﺴَﺒَﺐِ ﺇِﻋْﺘَﺎﻗِﻪِ ﺛُﻮَﻳْﺒَﺔَ ﻟﻤَﺎَّ ﺑَﺸَّﺮَﺗْﻪُ ﺑِﻮِﻻَﺩَﺗِﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻟَﻪُ ﻣِﻦْ ﺑَﻴْﻦِ ﺇِﺻْﺒِﻌَﻴْﻪِ ﻣَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﺮَﺑُﻪُ ﻛَﻤَﺎ ﺃَﺧْﺒَﺮَ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺍْﻟﻌَﺒَّﺎﺱُ ﻓِﻲ ﻣَﻨَﺎﻡٍ ﺭَﺃَﻯ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺑَﺎ ﻟَﻬَﺐٍ
ﻭَﺭَﺣِﻢَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟْﻘَﺎﺋِﻞُ ﻭَﻫُﻮَ ﺣَﺎﻓِﻆُ ﺍﻟﺸَّﺎﻡِ ﺷَﻤْﺲُ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﻧَﺎﺻِﺮٍ ﺣَﻴْﺚُ ﻗَﺎﻝَ
ﺇِﺫَﺍ ﻛﺎَﻥَ ﻫَﺬَﺍ ﻛﺎَﻓِﺮًﺍ ﺟَﺎﺀَ ﺫَﻣُّﻪُ * ﻭَﺗَﺒَّﺖْ ﻳَﺪَﺍﻩُ ﻓِﻲ ﺍْﻟﺠَﺤِﻴْﻢِ ﻣُﺨَﻠَّﺪًﺍ
ﺃَﺗَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡِ ﺍْﻹِﺛْﻨَﻴْﻦِ ﺩَﺍﺋِﻤًﺎ * ﻳُﺨَﻔَّﻒُ ﻋَﻨْﻪَ ﻟِﻠﺴُّﺮُﻭْﺭِ ﺑِﺄَﺣْﻤَﺪَ
ﻓَﻤَﺎ ﺍﻟﻈَّﻦُّ ﺑِﺎْﻟﻌَﺒْﺪِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻛﺎَﻥَ ﻋُﻤْﺮُﻩُ * ﺑِﺄَﺣْﻤَﺪَ ﻣَﺴْﺮُﻭْﺭًﺍ ﻭَﻣَﺎﺕَ ﻣُﻮَﺣِّﺪًﺍ
Abu Lahab diringankan siksanya pada hari senin sebab memerdekakan (budaknya) Suwaibah ketika memberikan kabar gembira tentang kelahiran Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasalam, dengan keluarnya air di antara sela-sela jarinya yang bisa ia minum seperti yang telah diceritakan oleh Al Abbas dalam mimpi, ia melihat Abu Lahab.

Semoga Allah mengasihi sastrawan Hafidhnya negeri Syam, Syamsudin Muhammad Bin Nasir ketika ia berkata:

“Jikalau seorang Abu Lahab yang kafir dan patut dicaci serta sudah dipastikan disiksa selamanya di neraka jahim. Dia mendapat keringanan pada setiap hari senin karena gembira atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Bagaimana persangkaanmu dengan hamba yang seumur hidupnya selalu gembira dengan kelahiran Nabi Muhammad saw dan mati dalam keadaan tauhid (mengesakan Allah)"


CP : Yenny Ayni el-Mahfuzhah el-Junaydi An-Nahdliyah Al-Asya'iroh

Komentar