Syaikh
Nawawi Al-Bantani menceritakan dalam kitabnya, Fatush Shomad Al-Alim'alaa
Maulidisy Syaikh Ahmad bin Qasim bahwa ada seorang Sholeh
di Mesir yang gemar mengundang orang-orang untuk membaca Maulid kepada Nabi Muhammad
Shollallahu 'Alaihi Wasallam di rumahnya. Kebetulan ia bertetangga dengan orang
Yahudi yang sangat membenci apa yang biasa ia lakukan itu. Namun Hidayah Allah itu berhak untuk
siapapun yang dikehendaki-Nya.
Pada suatu malam istri orang Yahudi
itu ditakdirkan bermimpi hadir pada acara Maulid di rumah tetangganya, dan ia
melihat seorang laki-laki berwajah tampan bercahaya. Ia bertanya siapakah orang itu,
dijawab oleh yang hadir, "Beliau adalah Nabi Muhammad Saw." Wanita itu lalu memanggil,
"Wahai Muhammad!"
Dengan lembut Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam menjawab,
"Labaik." Dia bertanya lagi, "Kenapa engkau menjawab panggilanku
dengan hormat, padahal aku seorang Yahudi?" Nabi menjawab, "Aku tidak
mengucap Labaik kecuali aku tahu kau akan mendapat Hidayah." Wanita itupun
akhirnya masuk Islam di tangan Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam. Saat bangun ia menjadi bingung karena suaminya
masih beragama Yahudi, padahal ia telah memeluk Islam dan berniat untuk mengadakan acara Maulid di rumahnya.
Namun lagi-lagi Hidayah Allah berhak
untuk siapapun yang dikehendaki-Nya. Pagi-pagi sekali ia melihat suaminya sibuk
membereskan rumah, menyiapkan makanan dan mengundang orang- orang. Ia bertanya
penuh keheranan, "Untuk apa semua ini wahai suamiku?" Suaminya
menjawab, "Aku hendak mengadakan Maulid seperti tetanggaku." Istri
semakin heran, "Maulid? Apakah engkau telah memeluk Islam?" Tanyanya.
Suaminya menjawab, "Semalam aku
memeluk Islam di tangan Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam dalam mimpi
sesudahmu."
Komentar
Posting Komentar