“Bangun Nak, sebentar lagi waktu subuh masuk.” Dengan penuh kasih sayang ibunda Bukhari membangunkannya. “Umi, dimana engkau Umi. Aku tidak melihatmu.” Jawab Bukhari kecil sembari tangan satu meraba-raba di tempat tidurnya, dan tangan satu lagi berada di kedua matanya, mengusap-usapnya.
“Ibu disini Nak, di hadapanmu.” Jelas ibunda Bukhari dengan heran tapi tetap dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. “Umi, tapi aku tidak melihat Umi. Aku tidak bisa melihat apapun, Umi.” Rengek Bukhari.
Bagaikan disambar petir ibunda Bukhari mendengarkannya, dan segera mengampiri anaknya, memeluknya dengan penuh cinta. Ibu mana yang tak kaget, dimana saat menidurkan anaknya masih dapat bercengkrama riang dengannya, dan pandangan anaknya masih normal, tapi ketika membangunkannya ternyata anaknya tidak dapat melihat.
Lahaula wala quwwata illa billah.
Bukhari kecil tetap belajar dalam kondisi tidak dapat melihat. Bahkan kejeniusannya terus memukau. Dengan izin Allah, karamah dari-Nya, ia mampu hapal hadits dan pelajaran lain dengan hanya sekali mendengarkan. Sementara di rumahnya, selepas shalat fardhu, shalat tahajud, dan di waktu mustajab lain ibunya terus berdoa kepada Allah agar dapat mengembalikan penglihatan anaknya.
Subhanallah, dengan ketulusan doa dan keridhaan ibunda Bukhari, tidak beberapa kemudian Bukhari pun dengan izin Allah kembali ia dapat melihat. Kedua matanya kembali normal seperti sedia kala. Allahu Akbar, demikian kuatnya doa. Demikian janji Allah melalui lisan Nabi-Nya bahwa doa tak ada yang mustahil dengan doa.
Saudaraku, Anda punya rencana, dan Allah punya kehendak, yakinlah hanya kehendak-Nya yang niscaya membumi. Setiap kita miliki cita, harapan, dan keinginan. Untuk meraihnya tidak hanya keringat yang bercucuran, tapi bersiaplah aral melintang sebagai tantangan Anda. Tidak salah percaya dengan kekuatan dan kehebatan diri dan sekitar, tapi yang menjadi masalah saat justru tak mengindahkan ada kekuatan dan kekuasaan dahsyat, yaitu bersumber dari Allah SWT
Doa menjadi jalan utama untuk raih sukses dunia dan akhirat. Semua manusia butuh kekuatan doa. Ia bukan saja bermakna pernyataan kelemahan manusia tapi penegasan keimanan kepada Allah SWT bahwa segala yang terjadi dan akan terjadi mutlak ada di tangan-Nya. Dia Maha Kuasa dan Maha Menetapkan.
Orang beriman harus sukses dan bahagia bersama doa, selain di antara cara menolak murka Ilahi, “Siapa enggan berdoa kepada Allah, maka Dia murka kepadanya.” (HR. Ahmad).
Juga karena doa di antara jalan meraup pahala. Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Dalam riwayat lain disebutkan, “Doa adalah intinya ibadah.” (HR. Tirmidzi).
Dalam artian, saat kita berdoa, maka saat itu kita tengah berupaya menolak murka Allah sekaligus beribadah kepada-Nya. Spesialnya lagi dalam sebuah riwayat disebutkan, “Doa adalah senjata orang mukmin.” (HR. al-Hakim)
Allah SWT menyeru kita untuk berdoa. Doa adalah hak setiap hamba kepada Rabbnya. Karena Dia Maha Dekat, Allah hadir dalam setiap lantunan doa. Allah SWT berfirman, “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, hendaklah mereka memenuhi (segala perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran" (al-Baqarah [2]: 186)
Terlebih, yakinlah tak bisa menahan tawaran maha indah dari logika doa. Selalu jawab-Nya hadirkan optimis dan berkah diri. Inilah tiga janji atas efek dari doa. “Tidaklah seorang berdoa kepada Allah dengan suatu doa, kecuali dikabulkan-Nya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa.” (HR. ath-Thabrani)
Agan sekalian, Ramadhan bulan doa, doa orang yang berpuasa mustajab, khususnya doa menjelang berbuka adalah saat-saat doa yang tak tertolak. Mari menjelang buka puasa, dua menit, tiga menit, lima menit, hentikan aktivitas, angkat kedua tangan, panjatkan harap dan citamu, haqqul yakin Allah niscaya kabulkan permintaanmu. Aamiin.
Oleh Al Ustadz Al Habib Ahmad Al Habsyi
Komentar
Posting Komentar