Ketika perang Hunain dimana perang Hunain ini diikuti oleh banyak
para Thulaqaa’ yaitu yang awalnya adalah para musuh Islam tetapi
kemudian masuk Islam . Namun ketika mereka terjebak dalam kesulitan
diperang Hunain maka mereka berpecah belah, mundur melarikan diri dan
Rasul SAW hanya bersama dengan beberapa orang terdekat beliau.
Maka Rasul SAW melihat ke atas bukit dan berkata, “Ya Ma’syaral Anshar, wahai kaum Anshar.”
Maka kaum Anshar pun turun seraya berkata, “Labbaik wa sa’daik wa nahnu ma’aka ya Rasulallah, kami datang wahai Rasulullah dan kami bersamamu.”
Maka Rasulullah memanggil pula yang di atas bukit di sebelah kirinya, “Ya Ma’syaral Anshar .”
Maka kaum Anshar pun turun dengan ucapan yang sama, “Labbaika wa sa’daika ya Rasulallah.”
Lalu mereka bersatu dengan Anshar, maka musuh-musuh terkalahkan dan
Rasul saw membawa ghanimah (harta rampasan perang) dengan kemenangan.
Kemudian membagikannya kepada kaum Muhajirin dan kaum Thulaqaa’, padahal
kaum Thulaqaa’ adalah orang-orang yang meninggalkan Rasul saw saat
perang itu.
Maka sebagian kaum ada yang berkata, “Nabi ketika dalam kesusahan
yang dahsyat, kami yang dipanggil, tetapi disaat pembagian ghanimah
perang kami tidak kebagian.”
Maka Rasul saw memanggil kaum Anshar, beliau tidak marah kepada kaum
Anshar dengan mengatakan, “Kalian kan punya harta, punya rumah, hewan
ternak dan punya usaha, sedangkan mereka orang Thulaqaa’ orang-orang
yang baru saja memusuhi Islam kemudian masuk Islam, dan Muhajirin adalah
orang-orang yang pindah dari Makkah dan tidak punya rumah sebagian
tidak punya harta maka mereka lebih berhak dari kalian..!”
Tapi Rasul tidak mengatakan demikian.
Namun Rasul SAW berkata, “Sungguh wahai kaum Anshar, kuberikan
ghanimah perang berupa harta dan hewan ternak, kambing dan onta kepada
kaum Muhajirin dan Thulaqaa’, dan aku berikan diriku pada kalian,
ridhakah kalian?”
Maka kaum Anshar pun menunduk dan Rasul saw berkata, “Mereka kaum
Thulaqaa’ dan Muhajirin pulang dengan membawa kambing dan onta,
sedangkan kalian pulang membawa diriku.”
Maka kaum Anshar menangis gembira, demikian cintanya Rasulullah kepada kaum Anshar
Komentar
Posting Komentar